Custom Search

Jumat, 30 Mei 2008

ALAT PENGHEMAT PENGGUNAAN BBM

Artikel ini dalah pengalaman penulis sendiri yang sengaja disosialisasikan kepada pembaca, khususnya pembaca yang mempunyai hobi/senang mengutak-atik sendiri kedaraan bermotor (bensin) dengan tujuan untuk menekan biaya operasional penggunaan kendaraan bermotor, khususnya penggunaan BBM (bensin).


Pendahuluan.Karena kita ketahui bahwa dimanapun kita menggunakan kendaraan bermotor terutama dalam kota, kemacetan lalu lintas adalah menjadi masalah yang sukar dihindari dan mengakibatkan banyak kehilangan waktu serta biaya (untuk pembelian bensin) yang kesemuanya itu berdampak pada faktor psikis pemakai/pengguna kendaraan itu sendiri.
Aspek teknis
Berbekal hanya pengetahuan dasar tentang motor bakar ditambah dengan baca sana-sini artikel-artikel automotive, penulis mencoba mengadakan analisa praktis dalam upaya mendapatkan hasil/tenaga yang maksimun dari penggunaan bahan bakar yang paling ekonomis dari suatu motor bakar, khususnya mesin yang menggunakan carburator. Hal dimaksud adalah :
• Bahan Bakar. Kita ketahui bahwa bahan bakar (bensin) mempunyai grade yang ditentukan oleh Octan Number. Kualitas bahan bakar yang baik dimaksud disamping ditentukan oleh Octan Number tadi, juga ditentukan oleh kemurnian bahan bakar itu sendiri. Dalam arti jumlah atau prosentase bahan lain yang terkandung/tercampur dalam bahan bakar tersebut jumlahnya kecil. Akhir-akhir ini banyak penjual-penjual bensin yang mengoplos dengan bahan lain untuk meraup keuntungan yang lebih besar tanpa memperdulikan akibatnya kepada pemakai kendaraan.
• Api/pengapian. Agar supaya bahan bakar yang telah ada diruang bakar terbakar diperlukan api (pengapian). Sedangkan untuk menghasilkan api yang baik, maka sistem pe-ngapian haruslah :
 Voltage yang keluar dari coil harus mencapai 18.000-20.000 V/DC.
 Tidak ada kebocoran arus listrik.
 Titik-titik sambung harus bersih.
 Sekecil mungkin kehilangan tegangan/arus akibat tahanan peralatan sistem (kabel-kabel).
• Campuran bahan bakar dan udara. Bahan bakar sebelum masuk keruang bakar akan dicampur dengan udara oleh Carburator. Baik bahan bakar maupun udara bisa diatur sendiri oleh kita sehingga mendapatkan perbandingan yang tepat. Namun demikian perbandingan yang tepat dari bahan bakar dan udara tersebut belum dapat dikatakan mempunyai kwalitas jika campuran belum merata artinya campuran yang mengisi tiap titik/sudut pada ruang bakar harus sama dalam perbandingan yang tepat.
Aplikasinya.
Dari ketiga hal tersebut diatas, penulis ingin menguraikan 1 hal saja yang sangat berpengaruh dan langsung dapat terasa manfaatnya yaitu memperbaiki kualitas campuran bahan bakar dan udara. Dalam keadaan normal/standar campuran bahan bakar dan udara yang telah ada diruang bakar suatu motor bakar akan terbakar 60-70% saja, sedang sisanya yang masih potensial bisa terbakar dan menghasilkan tenaga terbuang begitu saja. Prosentase yang terbakar tersebut masih bisa dinaikkan lagi menjadi 70-90% dengan cara campuran bahan bakar dan udara sebelum masuk ruang bakar diputar (cyclone) terlebih dahulu sehingga campuran tersebut betul-betul merata. Memang pada dekade tahun 90-an ada produk alat pemutar udara yang masuk carburator.
Analisa penulis, alat pemutar udara tersebut akan efektif jika dipasang pada “in take”/dimulut masuk ruang bakar artinya bahan bakar dan udara di campur dahulu baru diputar, bukan udara diputar dahulu lalu dicampur bahan bakar seperti produk pabrik yang ada dipasaran. Namun demikian jika alat pemutar tersebut dipasang pada “in take” tiap ruang bakar, maka sungguh sangat repot dan memerlukan biaya yang cukup besar untuk peralatan dan pemasangannya, karena jumlahnya ba-nyak (sesuai jumlah cylinder) dan pemasangannya menjadi tidak praktis/harus membongkar monifold. Dengan tetap berpegang pada prinsip bahan bakar dan udara di campur dahulu baru diputar, penulis mencoba mengambil jalan te-ngah yaitu dengan memasang alat pemutar tersebut dibawah carburator. Hal terpenting dari pemasa-ngan alat pemutar ini adalah tidak mempunyai dampak lain, terutama kenaikan suhu mesin karena kita tidak memaksakan mesin untuk mengikuti kehendak kita, tapi sebaliknya kita mengikuti kehendak mesin. Berikut cara pembuatan dan pemasangan alat pemutar/pe-ngirit pemakaian bahan bakar dimaksud :
• Kita ambil packing carburator dimaksud, kalau tidak ada terpaksa kita membongkar dulu dudukan carburator dan mencetaknya dalam karton (seperti halnya membuat pac-king) untuk dipakai sebagai ukuran standard (untuk carburator yang 2 lobang dipasang kedua-duanya).


• Sesuai dengan ukuran dan bentuk packing tersebut lalu dibuat dari bahan seng yang agak tebal (±0,5 mm), namun diameter lubang carburatornya dibuat lebih kecil 2 kali ketebalan seng yang dipakai.

• Membuat bahan pemutar dari seng sebanyak 8 lembar dengan ukuran panjang = jari-jari lubang carburator dan lebar ±1,5 cm – 2 cm.

• Kedelapan lembar bahan pe-mutar di las pada lubang carburator tersebut.

• Masing-masing daun pemutar ditekuk 45° dengan tang (se-perti baling-baling)

• Buat penutup samping dari daun-daun pemutar sesuai diameter lubang carburator dan panjang sesuai daun pemutar.

• Di las menutupi daun-daun pemutar.

• Setelah benjolan-benjolan las dirapikan/dihaluskan lalu alat tersebut dipasang dibawah carburator dengan packing atas bawah alat pemutar (seperti memakai packing biasa).

Gambar 8 Carburator dengan paking atas bawah alat pemutar.
• Cara penyetelannya. Sebelum mesin dinyalakan/dijalankan, sebaiknya kita siapkan terlebih dahulu beberapa buah spuyer yang ukurannya lebih kecil dari spuyer yang telah terpasang dalam carburator. Syukur kalau kita tahu pasti ukuran spuyer yang terpasang tersebut, jadi kita tinggal menyiapkan spuyer-spuyer pengganti yang lebih kecil ukurannya 15-25%. Untuk mencegah adanya kebocoran pada pemasangan alat ini, kedua sisi (atas dan bawah) alat pemutar ini dipasang packing (lihat gambar 8).
Setelah alat pemutar ini terpasang dengan rapi, dan pada saat kita coba menjalankan mesin maka putaran mesin akan menjadi tinggi dari pada sebelum alat ini dipasang, walaupun dalam keadaan stationer (Idle RUN). Jalan satu-satunya untuk mengembalikan putaran mesin kepada/menjadi putaran sebelum alat terpasang yaitu dengan mengganti spuyer yang lebih kecil (sebelumnya telah kita siapkan).
Penutup. Apabila spuyer baru yang telah dipasang masih belum cocok (mesin berputar masih ter-lalu cepat atau terlalu lambat). Kita ganti lagi spuyer tersebut sehingga mesin dapat berputar dengan kecepatan relatif sama dengan saat alat pemutar ini belum dipasang. Yang jelas dalam hal ini adalah spuyer yang dipasang dengan mengikuti kei-nginan mesin. Setelah yakin bahwa spuyer yang cocok terpasang para pembaca tinggal mencoba menjalankan kendaraan anda, dan jangan lupa untuk selalu mengevaluasi dan menganalisanya selama memakai alat pemutar/pengirit bensin tadi. Demikian sekilas tulisan populer tentang Alat Penghemat Penggunaan BBM.


Readmore »»

Kamis, 15 Mei 2008

MANFAAT KULIT PISANG

Pisang memiliki banyak manfaat, antara lain :
a.Sebagai sumber tenaga
Gula pisang merupakan gula buah, yaitu terdiri dari fruktosa yang mempunyai indek


glikemik (laju perubahan makanan diubah menjadi gula dalam tubuh) lebih rendah dibandingkan dengan glukosa, sehingga cukup baik sebagai penyimpan energi karena sedikit lebih lambat dicerna. Untuk melakukan aktivitasnya, otak memerlukan energi berupa glukosa.

Glukosa darah sangat vital bagi otak untuk dapat berfungsi dengan baik, antara lain diekspresikan dalam kemampuan daya ingat. Glukosa darah terutama didapat dari asupan makanan sumber karbohidrat. Pisang adalah alternatif terbaik untuk menyediakan energi di saat-saat istirahat atau jeda, pada waktu otak sangat membutuhkan energi yang cepat tersedia untuk aktivitas biologis

b.Obat diare
Potasium (K) dan magnesium yang terkandung di dalam pisang amat sesuai merawat orang yang mengalami mencret. Potasium adalah mineral penting dalam nutrisi tubuh manusia yang juga menyeimbangkan elektron dalam tubuh. Kekurangan potassium dapt menyebabkan diare. Sementara pisang dapat menggantikan potasium yang diperas saat diare

c. Mengatasi kolestrol
Pisang rendah dari segi kalori lemak dan sodium (Na), serta mengandung potasium yang membantu merendah kolestrol. Potasium bekerja dengan sodium untuk mengatur keseimbangan cairan, denyut jantung, kontraksi otot, dan rangsangan saraf. Ketika tingkat potasium meningkat, tingkat sodium akan turun. Ini artinya makan kaya potasium dapat membantu mengimbangi pengaruh konsumsi sodium berlebihan seperti retensi cairan dan tekanan darah tinggi

d. Penderita anemia
Anemia ialah penyakit kurang darah. Dua pisang yang dimakan oleh pasien anemia setiap hari sudah cukup, karena mengandung Fe (zat besi) tinggi. Kerena pisang kaya dengan zat besi, ia boleh merangsang penghasilan hemoglobin di dalam darah.

e. Manfaat bagi luka bakar
Daun pisang juga dapat unutk mengaobati luka bakar, yaitu dengan cara kulit dioles campuran abu daun pisang ditambah minyak kelapa mempunyai pengaruh mendinginkan kulit.

f. Mengatur berat badan
Pisang juga mempunyai peranan dalam penurunan berat badan dan menaikkan berat badan. Telah terbukti seseorang kehilangan berat badan dengan berdiet empat buah pisang dan empat gelas susu non fat atau susu cair per hari sedikitnya 3 hari dalam seminggu, jumlah kalori hanya 1250 dan menu tersebut cukup menyehatkan. Selain itu, diet tersebut membuat kulit wajah tidak berminyak dan bersih. Pada sisi lain, mengkonsumsi satu gelas banana milk-shake dicampur madu, buah-buahan, kacang, dan mangga sesudah makan dapat menaikkan berat badan. ( KI - Henry-A2 )

Readmore »»

ISTILAH YUNANI DAN LATIN DALAM KIMIA

Sebaiknya kita mengenal beberapa istilah Yunani ataupun Latin yang sringkali kita gunakan dalam bekajar ilmu kimia. Misalnya : mono- uni- satu, di- bi- dua, tri- ter- tiga


tetra- quadri- empat
penta- quinti- lima
hexa- sexti- enam
hepta- septi- tujuh
octa- octi- delapan
nona- novi- sembilan
deca- deci- sepuluh
hemi- semi- setengah
hecto- centi- seratus
kilo- milli- seribu
poly- multi- banyak
pan- omni- semua
macro- maxi- besar
micro- mini- kecil
a- non- tidak
an- in-(un-) bukan
amphi- ambi- dua-duanya
iso- equi- sama
hyper- super- atas
hypo- sub- bawah
endo- intra- dalam
exo- extra- luar
ortho- cis- dekat
para- ultra- seberang
peri- circum- keliling
dia- trans- melalui
pra- pre- sebelum
meta- post- setelah
ana- pro- maju, pergi
cata- re- mundur, kembali
syn- co- bersama-sama
anti- contra- lawan
dis- de- hilang
hydro- aqua- air


AWALAN-AWALAN SATUAN

10(1) deka (da)
10(2) hekto (h)
10(3) kilo (k)
10(6) mega (M)
10(9) giga (G)
10(12) tera (T)
10(15) peta (P)
10(18) exa (E)
10(21) zetta (Z)
10(24) yotta (Y)

10(-1) deci (d)
10(-2) centi (c)
10(-3) milli (m)
10(-6) micro (m)
10(-9) nano (n)
10(-12) pico (p)
10(-15) femto (f)
10(-18) atto (a)
10(-21) zepto (z)
10(-24) yocto (y

Readmore »»

ISTILAH-ISTILAH PENTING DALAM KIMIA

agen pengoksidaan = zat pengoksidasi
agen penurunan = zat pereduksi
air liat = air sadah
ampaian = suspensi
bes = basa


campuran mesra = campuran homogen
campuran tak sekata = campuran heterogen
formula am = rumus umum
formula mudah = rumus empiris

gangsa = perunggu
gas adi = gas mulia
gas asli = gas alam
gas unggul = gas ideal
gelang benzena = cincin benzena
getah tiruan = karet sintetis
haba = kalor
haba tindakbalas = kalor reaksi
hasil darab keterlarutan = hasil kali kelarutan
hukum keabadian jisim = hukum kekekalan massa
jadual berkala = sistem periodik
kadar tindakbalas = laju reaksi
kakisan = korosi
keluli = baja
kepekatan = konsentrasi
kesan ion sepunya = pengaruh ion sejenis
kontang = anhidrat
kumpulan alkali bumi = golongan alkali tanah
larutan muak (tepu) = larutan jenuh
loyang = kuningan
mangkin = katalis
nombor pengoksidaan = bilangan oksidasi
pemendakan = pengendapan
pempolimeran penambahan = polimerisasi adisi
penapaian = peragian, fermentasi
penceraian = penguraian, disosiasi
pengimbangan tindakbalas = penyetaraan reaksi
penimbal = penyangga, buffer
penukargantian = substitusi
penunjuk = indikator
penunu Bunsen = pembakar Bunsen
penurunan = reduksi
penyingkiran = eliminasi
penyiringan = dekantasi
perendahan takat beku = penurunan titik beku
sebatian = senyawa
sebatian berkutub = senyawa polar
tatarajah elekron = konfigurasi elektron
tepu, muak = jenuh
tertib tindakbalas = orde reaksi
teruja = tereksitasi
tindakbalas = reaksi
unsur peralihan = unsur transisi
unsur wakilan = unsur utama
zarah asas = partikel dasar

Readmore »»

ETIMOLOGI UNSUR-UNSUR KIMIA

Sebaiknya kita mengenal sejarah, bagaimana pemberian nama untuk unsur-unsur kimia yang ada di alam. Bagian ini akan memberikan informasi etimologi dari beberapa unsur kimia yang sering kita jumpai .
Hidrogen, H (Yunani: hydor = air; genes = pembentuk}
Helium, He (Yunani: helios = matahari)
Karbon, C (Latin: carbo = batubara)


Litium , Li (Yunani: lithos = batu)
Berilium, Be (Latin: beryl = manis)
Boron, B (Arab: buraq = jernih)
Nitrogen, N (Yunani: nitron = basa; genes = pembentuk)
Oksigen, O (Yunani: oxys = asam; genes = pembentuk)
Fluor, F (Latin: fluere = mengalir)
Neon, Ne (Yunani: neos = baru)

Natrium, Na (Latin: natri = basa)
Magnesium, Mg (Magnesia, daerah di Yunani)
Aluminium, Al (Latin: alum = pahit)
Silikon, Si (Latin: silex = batu api)
Fosfor, P (Yunani: phosphoros = pembawa cahaya)
Belerang, S (Latin: sulphur = belerang)
Klor, Cl (Yunani: chloros = hijau)
Argon, Ar (Yunani: argos = malas)
Kalium, K (Arab: qali = abu)
Kalsium, Ca (Latin: calx = kapur)

Skandium, Sc (Skandinavia)
Titanium, Ti (Yunani: titan = besar tubuh, raksasa)
Vanadium, V (Vanadis, dewi cinta Skandinavia)
Krom, Cr (Yunani: chroma = warna)
Mangan, Mn (Latin: magnes = bermagnet)
Besi, Fe (Latin: ferrum = besi)
Kobal, Co (Jerman: kobold = ruh jahat)
Nikel, Ni (Jerman: kupfernickel = tembaga palsu)
Tembaga, Cu (Yunani: Kypros = Siprus)
Seng, Zn (Jerman: zink = seng)

Galium, Ga (Latin: Gallia = Perancis)
Germanium, Ge (Latin: Germania = Jerman)
Arsen, As (Arab: az-zirnikh = kuning emas)
Selenium, Se (Yunani: selene = bulan)
Brom, Br (Yunani: bromos = pesing)
Kripton, Kr (Yunani: kryptos = tersembunyi)
Rubidium, Rb (Latin: rubidus = merah)
Strontium, Sr (Strontian, daerah di Skotlandia)
Itrium, Y (Ytterby, daerah di Swedia)
Zirkonium, Zr (Arab: zarqun = kemilau)

Niobium, Nb (Niobe, dewi Yunani)
Molibdenium, Mo (Yunani: molybdos = timbal)
Teknesium, Tc (Yunani: technetos = buatan)
Rutenium, Ru (Latin: Ruthenia = Rusia)
Rodium, Rh (Yunani: rhodos = merah jambu)
Paladium, Pd (Asteroid Pallas)
Perak, Ag (Latin: argentum = perak)
Kadmium, Cd (Kadmos, raja Thebe di Yunani)
Indium, In (Latin: indicum = nila)
Timah, Sn (Latin: stannum = timah)

Antimon, Sb (Yunani: stibi = cincin)
Telurium, Te (Latin: tellus = tanah)
Iodium, I (Yunani: iodes = ungu)
Xenon, Xe (Yunani: xenos = asing)
Sesium, Cs (Latin: caesius = biru)
Barium, Ba (Yunani: baros = berat)
Lantanum, La (Yunani: lanthanein = tercecer)
Serium, Ce (Asteroid Ceres)
Praseodimium, Pr (Yunani: praseos = hijau tua; dymos = kembar)
Neodimium, Nd (Yunani: neos = baru; dymos = kembar)

Prometium, Pm (Prometheos, tokoh mitos Yunani)
Samarium, Sm (Kolonel Samarski, ahli tambang Rusia)
Eropium, Eu (Benua Eropa)
Gadolinium, Gd (Johan Gadolin, 1760-1852, orang Finlandia)
Terbium, Tb (Ytterby, daerah di Swedia)
Disprosium, Dy (Yunani: dysprositos = sukar didapat)
Holmium, Ho (Latin: Holmia = Stockholm)
Erbium, Er (Ytterby, daerah di Swedia)
Tulium, Tm (Yunani: Thule = Swedia)
Iterbium, Yb (Ytterby, daerah di Swedia)

Lutetium, Lu (Latin: Lutetia = Paris)
Hafnium, Hf (Latin: Hafnia = Kopenhagen)
Tantalum, Ta (Tantalus, dewa Yunani)
Wolfram, W (Jerman: wolfram = batu berat)
Renium, Re (Latin: Rhenus = Sungai Rhine)
Osmium, Os (Yunani: osme = bau)
Iridium, Ir (Latin: iris = pelangi)
Platina, Pt (Spanyol: platina = perak kecil)
Emas, Au (Latin: aurora = fajar)
Raksa, Hg (Yunani: hydrargyre = air perak)

Talium, Tl (Yunani: thallos = hijau muda)
Timbal, Pb (Latin: plumbum = timbal)
Bismut, Bi (Arab: bismuth = cerah)
Polonium, Po (Latin: Polonia = Polandia)
Astatin, At (Yunani: astatos = tidak tetap)
Radon, Rn (Latin: radius = sinar)
Fransium, Fr (Perancis)
Radium, Ra (Latin: radius = sinar)
Aktinium, Ac (Yunani: aktis = sinar)
Torium, Th (Thor, dewa Skandinavia)

Protaktinium, Pa (Yunani: pertama menjadi aktinium)
Uranium, U (Planet Uranus)
Neptunium, Np (Planet Neptunus)
Plutonium, Pu (Planet Pluto)
Amerisium, Am (Benua Amerika)
Kurium, Cm (Marie Sklodowska Curie, 1867-1934)
Berkelium, Bk (Berkeley di Amerika Serikat)
Kalifornium, Cf (California di Amerika Serikat)
Einsteinium, Es (Albert Einstein, 1879-1955)
Fermium, Fm (Enrico Fermi, 1901-1954)

Mendelevium, Md (Dmitri Ivanovich Mendeleyef, 1834-1907)
Nobelium, No (Alfred Bernhard Nobel, 1833-1896)
Lawrensium, Lr (Ernest Orlando Lawrence, 1901-1958)
Ruterfordium, Rf (Ernest Rutherford, 1871-1937)
Dubnium, Db (Dubna di Rusia)
Seaborgium, Sg (Glenn Theodore Seaborg, 1912-1999)
Bohrium, Bh (Niels Henry David Bohr, 1885-1962)
Hassium, Hs (Hasse di Jerman)
Meitnerium, Mt (Lise Meitner, 1878-1968)
Darmstadtium, Ds (Darmstadt di Jerman)

Rontgenium, Rg (Wilhelm Konrad Rontgen, 1845-1923)

Catatan:
IUPAC menetapkan bahwa sejak unsur nomor atom 96, nama unsur mengabadikan nama ilmuwan atau nama tempat penelitian unsur.
Unsur-unsur ununbium (112, Uub), ununtrium (113, Uut), ununquadium (114, Uuq), ununpentium (115, Uup), dan ununhexium (116, Uuh) sudah berhasil disintesis, tapi belum diberi nama resmi oleh IUPAC.

Readmore »»

Kembang Api

Membuat warna warni kembang api bukanlah suatu usaha yang mudah. Hal tersebut memerlukan pertimbangan baik dari segi seni dan juga aplikasi ilmu fisika. Cahaya yang dikeluarkan oleh kembang api secara umum memerlukan zat penghasil oksigen, bahan bakar, pengikat (binder), dan bahan Membuat warna warni kembang api bukanlah suatu usaha yang mudah.


Hal tersebut memerlukan pertimbangan baik dari segi seni dan juga aplikasi ilmu fisika. Cahaya yang dikeluarkan oleh kembang api secara umum memerlukan zat penghasil oksigen, bahan bakar, pengikat (binder), dan bahan penghasil warna. Ada dua mekanisme utama pembentukan warna dalam kembang api, yaitu incandescence dan luminescence.

Incandescence adalah cahaya yang dihasilkan dari proses pemanasan. Proses tersebut akan menyebabkan suatu bahan menjadi panas dan menyala. Pada awalnya akan mengeluarkan cahaya inframerah, kemudian berubah menjadi merah, oranye, kuning, dan putih. Perubahan-perubahan warna tersebut terjadi seiiring dengan bertambah panasnya suatu bahan. Jika suhu kembang api dapat dikontrol, nyala dari komponen atau bahan, misalnya arang, dapat dimanipulasi menjadi warna yang kita inginkan. Logam-logam seperti aluminium, magnesium, dan titanium terbakar dengan nyala yang sangat terang sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan suhu kembang api yang pada akhirnya dapat menghasilkan perubahan perubahan warna cahaya kembang api yang sangat menarik.

Luminiscence adalah cahaya yang dihasilkan menggunakan sumber energi selain panas. Kadang-kadang luminescence disebut juga dengan cahaya dingin karena ia dapat terjadi pada suhu ruang bahkan pada suhu yang lebih rendah. Untuk menghasilkan luminescence, energi diserap oleh elektron suatu atom atau molekul. Hal tersebut menyebabkan elektron berada dalam keadaan tereksitasi dan tidak stabil. Kemudian, ketika elektron kembali ke energi yang lebih rendah, ia akan melepas energi dalam bentuk foton (cahaya). Energi foton tersebut akan menentukan panjang gelombang atau cahaya di keluarkan.
Kadang-kadang senyawaan gram yang diperlukan untuk menghasilkan warna yang diinginkan tidak stabil pada kondisi tertentu. Barium klorida, yang biasanya dipakai untuk menghasilkan warna hijau, tidak stabil pada suhu ruang. Untuk mengatasi hal tersebut, barium harus dikombinasikan dengan senyawa yang lebih stabil, misalnya klorin. Dalam hal ini, klorin dilepaskan ke dalam panas untuk kemudian bereaksi dengan barium sehingga membentuk barium klorida yang menghasilkan warna hijau. Sebaliknya tembaga klorida (biru) tidak stabil pada suhu tinggi sehingga kembang api perlu didesain untuk tidak terlalu panas tetapi cukup terang untuk di lihat.

Kualitas
Kualitas warna kembang api ditentukan oleh kemurnian bahan yang dipakai. Semakin murni bahannya, maka akan semakin baik pula warna warni yang dihasilkan. Gangguan dari garam natrium (kuning-orange) walaupun dalam jumlah yang kecil, dapat mengalahkan warna lain yang diharapkan. Komposisi bahan-bahan yang dipakai untuk membuat kembang api juga perlu diperhatikan agar tidak menghasilkan terlalu banyak asap yang dapat menutupi warna-warni yg dipancarkan. Tentu juga secara ekonomi, harga-harga bahan akan mempengaruhi kualitas kembang api juga. Skill pembuatnya dan waktu/kapan kembang api tersebut dibuat akan sangat berpengaruh besar terhadap hasil akhir kembang api.

Beberapa contoh senyawa penghasil warna kembang api tertera pada tabel di bawah ini:

Warna Senyawa
Merah garam-garam stronsium dan litium
litium karbonat = merah
stronsium karbonat = merah terang
Orange garam-gram kalsium
kalsium klorida
kalsium sulfat
Kuning - Emas incandescence besi-karbon, arang
Kuning Senyawaan natrium
natrium nitrat
kriolit (Na3AlF6)
Putih neon magnesium , aluminium, barium oksida
Hijau Senyawa barium + klorin
Biru Senyawaan tembaga + klorin
tembaga asetoarsenit = biru
tembaga klorida = biru pirus
Ungu campuran senyawa-senyawa stronsium (merah) dengan tembaga (biru)
Perak pembakaran aluminium, titanium, atau magnesium powder

Readmore »»

Kamis, 08 Mei 2008

The Periodic Table

Select the elements you wish to work with in the PERIODIC TABLE window by clicking individual element buttons or labeled buttons that select categories of elements.
To make a graph, in the GRAPH window, select the property you wish to plot on the x–axis from the X menu and the property you wish to plot on the y–axis from the Y menu. The graph appears automatically.


To use the sorting table, in the TABLE window, select the properties that interest you from the TABLE FIELDS menu. You can select up to 3 properties. Click a column header to sort the information by the data in that column.
Detailed information about each of the windows and the options and features they contain is found below.

PERIODIC TABLE Window
The PERIODIC TABLE window, located in the upper left corner of the browser window, is the heart of the applet. It is illustrated in Figure 2.1. Only data for the elements selected in the PERIODIC TABLE window are displayed in the GRAPH and TABLE windows. The PERIODIC TABLE window contains a standard periodic table (elements 1 through 112), as well as buttons that can be used to select or deselect elements. Elements can also be selected or deselected by performing a search in the GRAPH and TABLE windows. See the sections of the documentation on Searching in the GRAPH or TABLE window for more information.
Figure 2.1 – The PERIODIC TABLE window is used to select elements used in the TABLE and GRAPH windows.The elements Zn, Ga, Ge, As, Se, Br and Kr are selected and all other elements are deselected.
Each element in the periodic table is a button. Clicking one of these buttons will select or deselect the element. When the applet starts, all elements are selected (see Fig. 1.1).
Buttons for selected elements appear darker than those of deselected elements. In the Figure 2.1, the elements Zn, Ga, Ge, As, Se, Br and Kr are selected and all other elements are deselected.
An element’s name and atomic number can be displayed in a pop–up label by positioning the mouse cursor over the element button. The pop-up label for germanium (Ge) is displayed in Figure 2.1.
All of the other buttons in the PERIODIC TABLE window are used to select or deselect categories of elements. On the left–hand side of each period (row) in the periodic table is a numbered button that will either select or deselect all of the elements in that period. Similarly, at the top of each group (column), there is a numbered button that will either select or deselect all of the elements in that group. The buttons labeled MAIN GROUP ELEMENTS, TRANSITION METALS, and INNER TRANSITION METALS select or deselect the corresponding elements. If none or only some of the elements in a category are selected, are selected, clicking one of these buttons selects all of the elements in the category. Only if all of the elements in that category are already selected will clicking one of these buttons result in deselecting the elements.
The toolbar at the top of the PERIODIC TABLE window contains five additional buttons. These buttons can be used to select all of the elements in the periodic table (Select All), deselect all of the elements (Deselect All), select all of the metals (Select Metals), select all of the non-metals (Select Non-Metals ), and select all of the semi–metals (Select Semi–Metals).

Readmore »»