Artikel ini dalah pengalaman penulis sendiri yang sengaja disosialisasikan kepada pembaca, khususnya pembaca yang mempunyai hobi/senang mengutak-atik sendiri kedaraan bermotor (bensin) dengan tujuan untuk menekan biaya operasional penggunaan kendaraan bermotor, khususnya penggunaan BBM (bensin).
Pendahuluan.Karena kita ketahui bahwa dimanapun kita menggunakan kendaraan bermotor terutama dalam kota, kemacetan lalu lintas adalah menjadi masalah yang sukar dihindari dan mengakibatkan banyak kehilangan waktu serta biaya (untuk pembelian bensin) yang kesemuanya itu berdampak pada faktor psikis pemakai/pengguna kendaraan itu sendiri.
Aspek teknis
Berbekal hanya pengetahuan dasar tentang motor bakar ditambah dengan baca sana-sini artikel-artikel automotive, penulis mencoba mengadakan analisa praktis dalam upaya mendapatkan hasil/tenaga yang maksimun dari penggunaan bahan bakar yang paling ekonomis dari suatu motor bakar, khususnya mesin yang menggunakan carburator. Hal dimaksud adalah :
• Bahan Bakar. Kita ketahui bahwa bahan bakar (bensin) mempunyai grade yang ditentukan oleh Octan Number. Kualitas bahan bakar yang baik dimaksud disamping ditentukan oleh Octan Number tadi, juga ditentukan oleh kemurnian bahan bakar itu sendiri. Dalam arti jumlah atau prosentase bahan lain yang terkandung/tercampur dalam bahan bakar tersebut jumlahnya kecil. Akhir-akhir ini banyak penjual-penjual bensin yang mengoplos dengan bahan lain untuk meraup keuntungan yang lebih besar tanpa memperdulikan akibatnya kepada pemakai kendaraan.
• Api/pengapian. Agar supaya bahan bakar yang telah ada diruang bakar terbakar diperlukan api (pengapian). Sedangkan untuk menghasilkan api yang baik, maka sistem pe-ngapian haruslah :
Voltage yang keluar dari coil harus mencapai 18.000-20.000 V/DC.
Tidak ada kebocoran arus listrik.
Titik-titik sambung harus bersih.
Sekecil mungkin kehilangan tegangan/arus akibat tahanan peralatan sistem (kabel-kabel).
• Campuran bahan bakar dan udara. Bahan bakar sebelum masuk keruang bakar akan dicampur dengan udara oleh Carburator. Baik bahan bakar maupun udara bisa diatur sendiri oleh kita sehingga mendapatkan perbandingan yang tepat. Namun demikian perbandingan yang tepat dari bahan bakar dan udara tersebut belum dapat dikatakan mempunyai kwalitas jika campuran belum merata artinya campuran yang mengisi tiap titik/sudut pada ruang bakar harus sama dalam perbandingan yang tepat.
Aplikasinya.
Dari ketiga hal tersebut diatas, penulis ingin menguraikan 1 hal saja yang sangat berpengaruh dan langsung dapat terasa manfaatnya yaitu memperbaiki kualitas campuran bahan bakar dan udara. Dalam keadaan normal/standar campuran bahan bakar dan udara yang telah ada diruang bakar suatu motor bakar akan terbakar 60-70% saja, sedang sisanya yang masih potensial bisa terbakar dan menghasilkan tenaga terbuang begitu saja. Prosentase yang terbakar tersebut masih bisa dinaikkan lagi menjadi 70-90% dengan cara campuran bahan bakar dan udara sebelum masuk ruang bakar diputar (cyclone) terlebih dahulu sehingga campuran tersebut betul-betul merata. Memang pada dekade tahun 90-an ada produk alat pemutar udara yang masuk carburator.
Analisa penulis, alat pemutar udara tersebut akan efektif jika dipasang pada “in take”/dimulut masuk ruang bakar artinya bahan bakar dan udara di campur dahulu baru diputar, bukan udara diputar dahulu lalu dicampur bahan bakar seperti produk pabrik yang ada dipasaran. Namun demikian jika alat pemutar tersebut dipasang pada “in take” tiap ruang bakar, maka sungguh sangat repot dan memerlukan biaya yang cukup besar untuk peralatan dan pemasangannya, karena jumlahnya ba-nyak (sesuai jumlah cylinder) dan pemasangannya menjadi tidak praktis/harus membongkar monifold. Dengan tetap berpegang pada prinsip bahan bakar dan udara di campur dahulu baru diputar, penulis mencoba mengambil jalan te-ngah yaitu dengan memasang alat pemutar tersebut dibawah carburator. Hal terpenting dari pemasa-ngan alat pemutar ini adalah tidak mempunyai dampak lain, terutama kenaikan suhu mesin karena kita tidak memaksakan mesin untuk mengikuti kehendak kita, tapi sebaliknya kita mengikuti kehendak mesin. Berikut cara pembuatan dan pemasangan alat pemutar/pe-ngirit pemakaian bahan bakar dimaksud :
• Kita ambil packing carburator dimaksud, kalau tidak ada terpaksa kita membongkar dulu dudukan carburator dan mencetaknya dalam karton (seperti halnya membuat pac-king) untuk dipakai sebagai ukuran standard (untuk carburator yang 2 lobang dipasang kedua-duanya).
• Sesuai dengan ukuran dan bentuk packing tersebut lalu dibuat dari bahan seng yang agak tebal (±0,5 mm), namun diameter lubang carburatornya dibuat lebih kecil 2 kali ketebalan seng yang dipakai.
• Membuat bahan pemutar dari seng sebanyak 8 lembar dengan ukuran panjang = jari-jari lubang carburator dan lebar ±1,5 cm – 2 cm.
• Kedelapan lembar bahan pe-mutar di las pada lubang carburator tersebut.
• Masing-masing daun pemutar ditekuk 45° dengan tang (se-perti baling-baling)
• Buat penutup samping dari daun-daun pemutar sesuai diameter lubang carburator dan panjang sesuai daun pemutar.
• Di las menutupi daun-daun pemutar.
• Setelah benjolan-benjolan las dirapikan/dihaluskan lalu alat tersebut dipasang dibawah carburator dengan packing atas bawah alat pemutar (seperti memakai packing biasa).
Gambar 8 Carburator dengan paking atas bawah alat pemutar.
• Cara penyetelannya. Sebelum mesin dinyalakan/dijalankan, sebaiknya kita siapkan terlebih dahulu beberapa buah spuyer yang ukurannya lebih kecil dari spuyer yang telah terpasang dalam carburator. Syukur kalau kita tahu pasti ukuran spuyer yang terpasang tersebut, jadi kita tinggal menyiapkan spuyer-spuyer pengganti yang lebih kecil ukurannya 15-25%. Untuk mencegah adanya kebocoran pada pemasangan alat ini, kedua sisi (atas dan bawah) alat pemutar ini dipasang packing (lihat gambar 8).
Setelah alat pemutar ini terpasang dengan rapi, dan pada saat kita coba menjalankan mesin maka putaran mesin akan menjadi tinggi dari pada sebelum alat ini dipasang, walaupun dalam keadaan stationer (Idle RUN). Jalan satu-satunya untuk mengembalikan putaran mesin kepada/menjadi putaran sebelum alat terpasang yaitu dengan mengganti spuyer yang lebih kecil (sebelumnya telah kita siapkan).
Penutup. Apabila spuyer baru yang telah dipasang masih belum cocok (mesin berputar masih ter-lalu cepat atau terlalu lambat). Kita ganti lagi spuyer tersebut sehingga mesin dapat berputar dengan kecepatan relatif sama dengan saat alat pemutar ini belum dipasang. Yang jelas dalam hal ini adalah spuyer yang dipasang dengan mengikuti kei-nginan mesin. Setelah yakin bahwa spuyer yang cocok terpasang para pembaca tinggal mencoba menjalankan kendaraan anda, dan jangan lupa untuk selalu mengevaluasi dan menganalisanya selama memakai alat pemutar/pengirit bensin tadi. Demikian sekilas tulisan populer tentang Alat Penghemat Penggunaan BBM.